4 Mitos Terkait Pengembangan Diri
Mitos No.1 : memperbaiki kelemahan akan menghasilkan segala sesuatunya beres, istilah-istilah terkenal tadi mengatakan bahwa:
1. kalau seorang bisa memperbaiki kelemahan individunya, maka dia akan menjadi kuat.
2. bila engkau memperbaiki kelemahan yg terdapat diorganisasi maka organisasimu akan menjadi kuat.
3.di puncaknya bila kamu bisa memperbaiki seluruh kelemahan maka semuanya menjadi tepat. Sayangnya perkiraan ini keliru.
4.Memperbaiki kelemahan hanya akan membentuk orang atau organisasi tadi menjadi normal atau homogen-homogen saja.
Baca Juga: Ruang Lingkup Pekerjaan HRD
Mitos No.2 : mengabaikan kekuatan dalam mengembangkan dirinya sendiri
apabila seorang hebat dalam melakukan sesuatu, misalnya matematika, memotivasi orang , mendesain interior, maka terjadilah reaksi refleks: yaitu ”take it for granted” (membiarkannya karena telah dari sana nya begitu), asumsinya, kekuatan akan berkembang menggunakan sendirinya.
University of Nebraska melakukan study wacana impak pembinaan terhadap lebih 1000 pembaca didalam pelajaran speed reading. Pembaca yang paling lemah dalam test awal mendapatkan 90 kata per mnt, sedangkan yg paling hebat adalah 350 kata permenit.Siapa yg paling poly prosentasi kenaikkannya sehabis dilakukan pelatihan? semua orang bahkan periset yg paling hebatpun akan berkata bahwa yg paling lemah akan menghasil prosentase kenaikkan paling tinggi.Hasilnya?? yg paling lemah menjadi 150 kata permenit (167%)dan yg paling hebat sebagai 2900 istilah permenit (830%!!!!!).Ini membagikan bahwa perjuangan buat memperbaiki kelemahan hanya akan membentuk kinerja rata-rata sedangkan mengembangkan kekuatan akan menyampaikan kinerja yang luar biasa.
Mitos No.3 : Sukses merupakan lawannya gagal
Maksudnya disini adalah ketika ini ada kepercayaan bahwa :
Sakit lawannya Sehat.
Sukses lawannya Gagal.
Baik lawannya buruk .
Padahal bukan demikian. Kekuatan atau Kelemahan, Sukses atau Gagal, Baik atau buruk , mempunyai konfigurasi yg tidak sama, mempunyai sindromenya sendiri, mempunyai pola perilaku yg tidak sinkron.akan tetapi masih saja kita tertipu menggunakan mempercayai bahwa jikalau kita mampu menemukan apa yg salah dan memperbaikinya, semuanya akan beres, bila kita dapat menemukan kelemahan kita, maka kita mampu mengubahnya sebagai kekuatan. Coba pertimbangan situasi ini :
menyelidiki ”broken home” tidak akan memberikan info perihal bagaimana menciptakan keluarga yg bertenaga. mengkaji mengapa anak belia menggunakan Narkoba tidak akan menghasilkan kita mengerti kondisi yg membuat anak kita berkata ”say no to drug”.mempelajari mengapa karyawan hengkang dari perusahaan tak akan membuat kita mengerti mengapa yang lainnya tetap bertahan. mempelajari mengapa anak-anak gagal dalam matematika tidak menyebutkan mengapa yg lainnya hebat dalam matematik.
Mitos No.4 : semua orang bisa melakukan apapun yg mereka impikan.
Mitos ini ada pada beberapa bentuk seperti berikut :
jika awalnya anda gagal, coba dan coba lagi.
Berlatih menghasilkan sempurna.
kalau engkau dapat membayangkannya kamu akan mencapainya.
kalau aku bisa melakukannya, kamu pula sempurna bisa.
istilah-istilah diatas adalah bagian dari pelajaran ”kekuatan dari berpikir positif” yg menganjurkan bahwa sukses dapat dicapai, selalu karena kerja keras. Padahal setiap manusia dilahirkan dengan sangat unik dengan perpaduan bakatnya masing-masing. Kita bisa (dan wajib ) mencoba segala macam yang ingin dicoba, tapi sukses jangka panjang hanya mampu diperoleh bila anda mempunyai bakat dasar buat perjuangan tersebut, jadi kalimat diawal tersebut seharusnya sebagai seperti ini.
Anda mampu sebagai apa saja sepanjang kekuatanmu mengijinkannya. bila awalnya tak sukses, coba periksa apakah engkau sedang membentuk kekuatanmu.
Melatih kekuatan akan menghasilkan tepat bila anda bisa membayangkan nya serta bisa mencapainya bisa jadi memang disanalah jalan anda. jikalau saya mampu melakukannya, semua yg mempunyai kekuatan yang sama akan mampu melakukannya pula.
0 Komentar