Walang Sengit: Pengendalian Hama

Pengendalian Walang sangit (rice bug)

Tanaman padi merupakan salah satu tanaman yang menghasilkan bahan makanan pokok berupa beras. Pada umumnya, tanaman padi dapat tumbuh di daerah tropis. Iklim di daerah tropis yang hangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan beraneka ragam serangga pengurai, predator, dan hama bagi tanaman pangan. Hal ini menyebabkan tanaman pangan (padi) yang dibudidayakan manusia, dapat diserang oleh jenis serangga yang merugikan. Dampak serangan ini, mampu menyebabkan terhambatanya pertumbuhan tanaman padi. Selain itu, dampak yang paling berat adalah kegagalan panen.
Salah satu serangga hama yang berpotensi menyebabkan kegagalan panen bagi tanaman padi adalah serangan hama walang sangit (Leptocorisa oratorius F). 


MORFOLOGI

Walang sangit bertelur pada permukaan daun bagian atas padi dan rumput-rumputan. Hama ini meletakkan telurnya secara kelompok dalam satu sampai dua baris. Telur berwarna hitam, berbentuk segi enam dan pipih.


Satu kelompok telur terdiri dari 1-21 butir, lama periode telur rata-rata 5,2 hari (Siwi et al., 1981). Hama ini mengalami metamorphosis tidak sempurna. Fase nimfa berukuran lebih kecil dari dewasa dan tidak bersayap. Periode ini memiliki Lama periode rata-rata 17,1 hari. Padaumumnya nimfa berwarna hijau muda. Pada saat fase imago, hama ini menjadi coklat kekuning-kuningan pada bagian abdomen dan sayap coklat. Walaupun demikian warna walang sangit ini lebih ditentukan oleh makanan pada periode nimfa. Jika hama ini berada di pertanaman tanaman padi, maka pada bagian ventral abdomen walang sangit berwarna coklat kekuning-kuningan.
Fase dewasa atau imago walang sangit berbentuk ramping dan berwarna coklat. Tubuhnya memiliki ukuran panjang sekitar 14 - 17 mm dan lebar 3-4 mm. imago walang sangit memiliki tungkai kaki dan antenna yang panjang. Walang sangit dapat menyelesaikan satu siklus hidupnya dari telur hingga mati selama 32-43 hari. Lama periode bertelur rata-rata 57 hari. 

SIFAT DAN PRILAKU

Hama walang sangit biasanya meletakkan telurnya secara berkelompok. Hama ini menyerang pertanaman padi pada fase pertumbuhan generatif atau setelah terjadinya pembungaan. Akan tetapi pada masa tidak ada pertanaman padi atau tanaman padi masih stadia vegetatif, dewasa walang sangit bertahan hidup dan berlindung pada barbagai tanaman yang terdapat pada sekitar sawah. Setelah tanaman padi berbunga dewasa walang sangit pindah ke pertanaman padi dan berkembang biak satu generasi sebelum tanaman padi tersebut dipanen.

Banyaknya generasi dalam satu hamparan pertanaman padi tergantung dari lamanya dan banyaknya interval tanam padi pada hamparan tersebut. Makin serempak tanam makin sedikit jumlah generasi perkembangan hama walang sangit. Hama ini mengeluarkan cairan yang berbau busuk yang digunakan sebagai perlindungan diri

GEJALA SERANGAN

Pada dasarnya gejala yang diakibatkan serangan hama walang sangit adalah kerusakan akibat aktivitas makan dari hama tersebut. Kerusakan yang hebat disebabkan oleh imago yang menyerang tepat pada masa berbunga, sedangkan nimpa terlihat merusak secara nyata setelah pada instar ketiga dan seterusnya. Tingkat serangan dan kehilangan hasil akibat serangga dewasa lebih besar dibandingkan nimfa. Hama walang sangit fase imago dengan jumlah 10 ekor pada tiap 9 rumpun tanaman akan merugikan hasil sebesar 25%. Kerusakan yang tinggi biasanya terjadi pada tanaman di lahan yang sebelumnya banyak ditumbuhi rumput-rumputan serta pada tanaman yang berbunga paling akhir.

Nimfa dan imago mengisap bulir padi pada fase masak susu, selain itu dapat juga mengisap cairan batang padi. Malai yang diisap menjadi hampa dan berwarna coklat kehitaman. Walang sangit mengisap cairan bilir padi dengan cara menusukkan styletnya. Nimfa lebih aktif daripada imago, tapi imago dapat merusak lebih banyak karena hidupnya lebih lama. Hilangnya cairan biji menyebabkan biji padi mengecil jika cairan dalam bilir tidak dihabiskan. Gejala serangan walang sangit dapat terlihat lebih jelas pada gambar berikut

PENGENDALIAN

Pada dasarnya pengendalian dilakukan berdasarkan prinsip pengendalian hama terpadu. Metode yang dapat dilaukan dalam pengendalian hama walang sangit adalah ( Effendi et al.,2009):

1. Pencegahan Secara Biologis (Alami)

Pengandalian secara Biologis, yaitu dengan menggunakan musuh alami belalang, misalnya dengan cara melepaskan predator alami beruba laba – laba dan menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit.

2. Pengendalian secara Mekanis

a. Menanam tanaman secara serentak.

b. Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit.

c. Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala penangkap.

d. Penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan alga.

e. Pemeliharaan tanaman / kontrol hama yang baik dapat meningkatkan kesehatan

tanaman. Penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta Penggantian media tumbuh dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Secara tidak langsung, kultur teknis yang baik dapat memantau keberadaan hama dan penyakit secara dini.

3. Pengendalisn secara Kimiawi

Apabila serangan hama dan penyakit telah berada di ambang batas atau mencapai 10%, pengendalian secara kimiawi merupakan pilihan. Akan tetapi, pemakaian bahan kimia secara berlebihan akan membawa dampak negatif bagi lingkungan. Untuk itulah penggunaanya harus terkontrol. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, danaman bagi lingkungan. 
Menggunakan insektisida bila diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi. Penggunaa ninsektisida (bila diperlukan) antara lain yang berbahan aktif:

  •  - BPMC,
  • - fipronil,
  • - metolkarb,
  • - MIPC, atau
  • - propoksur.


Posting Komentar

0 Komentar