Mengukur ROI of Training (Return of Investment)

Mengukur ROI of Training

  1.  Mengukur Efektivitas Program PelatihMengukur  ‘Return on Investment’ Pelatihan
  2. Meningkatkan Efektivitas dan ROI Pelatihan
  3. Mengukur Efektivitas Program Pelatihan

Proses Pelatihan

Training Need Analysis Pelatihan apa yang diperlukan untuk orang dan atau pekerjaan tersebut?Training Objectives Tujuan harus dapat diukur dan diobservasi
Training Delivery Teknik meliputi on-the-job-training, action learning, dll
Training Evaluation Mengukur aspek reaction, learning, behavior, and results

Empat Level Evaluasi



Level 1 

Reaction Evaluasi reaksi peserta pelatihan terhadap program yang diberikanApakah mereka menyukai program tersebut ? Apakah mereka menyukasi fasilitator ? Apakah mereka menyukai akomodasi dan fasilitas pelatihan?

Level 2

Learning Menguji peserta pelatihan untuk menentukan apakah mereka telah mempelajari prinsip, ketrampilan dan pengetahuan yang telah mereka pelajari
Measuring Learning mencakup hal-hal berikut :

Pengetahuan apa yang telah dipelajari?
Kemampuan apa yang telah dibangun atau dikembangkan?

Pedoman untuk Evaluasi Level 2 - “Measuring Learning”

  1. Gunakan kontrol grup jika dirasa perlu
  2. Evaluasi pengetahuan, kemampuan, dan/atau sikap baik sebelum dan sesudah program dilaksanakan
  3. Gunakan tes tertulis untuk mengukur pengetahuan
  4. Gunakan tes kinerja untuk mengukur kemampuan
  5. Dapatkan 100% response dengan segera
  6. Gunakan hasil evaluasi untuk mengambil tindakan yang tepat

Contoh Tes untuk Mengukur Learning


Level 3

Behaviour Application Menanyakan apakah perilaku peserta pelatihan berubah karena program pelatihan. Sebagai contoh, apakah karyawan  di departemen pengaduan toko lebih sopan daripada sebelumnya dalam menerima ketidakpuasan pelanggan ?
Frekuensi penerapan atau aplikasi keahlian/ pengetahuan/ attitude baru yang telah dipelajari dalam training Efektivitas penerapan keahlian/ pengetahuan/ attitude

Panduan untuk Evaluasi Level 3
  1. Gunakan kontrol grup jika memungkinkan
  2. Sediakan jarak waktu – minimal 6 bulan – guna memberikan kesempatan bagi adanya perubahan perilaku dan penerapan materi pelatihan
  3. Evaluasi dilakukan sebelum dan 6 bulan sesudah program
  4. Lakukan survei atau interview kepada supervisor langsung atau bawahan peserta pelatihan
  5. Ulangi evaluasi pada waktu yang tepat    
Contoh Kuesioner untuk Mengukur Perilak
Petunjuk:
Tujuan dari kuesioner ini adalah untuk melihat sampai sejauh mana para peserta pelatihan kepemimpinan yang diadakan baru-baru ini telah menerapkan apa yang mereka pelajari dalam pekerjaan mereka saat ini.
Hasil dari survei ini akan membantu kami menilai efektifitas program pelatihan ini dan mendapatkan cara-cara untuk membuatnya lebih praktis bagi para peserta.
Berikan jawaban yang jujur. Nama anda tidak perlu dituliskan, sehingga kerahasiaan jawaban anda dapat dijamin.
Lingkari jawaban yang anda anggap sesuai untuk setiap pertanyaan.

5 = Jauh Lebih Banyak   4 = Lebih Banyak   3 = Sama Saja   2 = Lebih sedikit    1 = Jauh Lebih Sedikit

Level 4

Bussiness Impact Apakah dampak pelatihan terhadap kinerja bisnis? Apakah terjadi penurunan jumlah keluhan pelanggan? Apakah jumlah penjualan meningkat? Apakah jumlah cacat mutu menurun, dan sebagainya.
Menunjukkan sejauh mana program pelatihan memberikan dampak bagi :
Produktifitas, Kualitas, Waktu Respon, terhadap Keluhan, Kontrol Beaya , Kepuasan Pegawai, Kepuasan Customer, Lainnya

          Indikator Performa Durasi Downtime

           Jumlah produk yang rusak

           Volume penjualan

           Unit Produksi

           Indek kepuasan pelanggan

           Waktu response atas suatu perintah

           Jumlah kecelakaan kerja

           Lainnya


INDIKATOR SOFT DATA (intangible impacts)

           Kepuasan kerja

           Hubungan kerja yang kondusif

           Komunikasi yang efektif

           Tingkat stress

           Kualitas dalam mengambil keputusan

Contoh : Mengukur Hasil Pelatihan

Level 5 

Return on Investment Pelatihan
Kriteria Pemilihan Program untuk Evaluasi Level 4 dan 5

       Arti penting program pelatihan dalam kaitannya dengan strategi bisnis perusahaan

       Biaya program

       Visibilitas program

       Jumlah target peserta

       Tingkat komitmen dan dukungan manajemen

 Keuntungan dari ROI Pelatihan

       Mengukur kontribusi

       Mengatur prioritas

       Fokus pada hasil

       Mengubah persepsi manajemen tentang makna pelatihan

Model ROI Pelatihan



Rumus Return on Investment


Mengumpulkan Data

·         Mengenali indikator kinerja yang tepat Mengembangkan rencana pengumpulan data

Contoh Indikator Kinerja

Output

  • Unit yang diproduksi
  • Unit yang terjual
  • Jumlah pelanggan baru
  • Produktivitas pekerja
  • Perputaran inventorindll.

Waktu

  • Downtime peralatan
  • Overtime
  • Waktu penyelesaian proyek
  • Waktu pengolahan
  • Waktu perbaikan
  • Lost time days
  • Dll.

 Contoh Indikator Hard

  • Biaya
  • Biaya per unit
  • Biaya variabel
  • Biaya overhead
  • Biaya operasi
  • Jumlah penurunan biaya
  • dll.

Kualitas

  • Scrap
  • Waste
  • Barang apkiran
  • Tingkat kesalahan
  • Pengerjaan ulang
  • Produk cacat
  • Produk gagal

 

Contoh Hasil Kinerja

Contoh beberapa hasil kinerja setelah program pelatihan:
Defect menurun dari 11 % menjadi 7.4 %
Ketidakhadiran menurun dari 7 % menjadi 3.25 %
Tingkat turn over pegawai tiap tahun menurun dari 30 % menjadi 16 %
Lost time accidents menurun sebesar 65 %

Kontrol Group

Pengaturan kontrol grup dapat digunakan untuk mengisolasi pengaruh pelatihan.
Dengan strategi ini, satu grup menerima pelatihan, sementara group yang serupa lainnya tidak menerima pelatihan.
Perbedaan kinerja dari dua grup tersebut diukur untuk menilai dampak program pelatihan.

Contoh : Menggunakan Kontrol Group
Group Salesman A menerima pelatihan intensif mengenai Profitable Selling Skills selama 3 hari.
Group Salesman B sama sekali tidak menerima training
Enam bulan setelah kegiatan training diperoleh data sbb:
Penjualan Rata-rata Group Salesman A = 10 unit/salesman/bulan
Penjualan Rata-rata Group Salesman B = 6 unit/salesman/bulan

Perbedaan jumlah penjualan diatas merupakan dampak positif dari kegiatan training (dengan asumsi kedua group memperoleh perlakuan – misal dari sisi gaji, kondisi pasar, jenis produk – yang identik/sama).

Konversi Data ke Nilai Moneter

 Langkah untuk merubah data ke Nilai Moneter

  1. Fokus pada unit yang ingin ditingkatkan kinerjanya
  2. Menentukan nilai setiap unit
  3. Menghitung perubahan dalam data kinerja
  4. Menentukan jumlah peningkatan kinerja dalam setahun
  5. Menghitung nilai penghematan dalam setahun

Langkah untuk Merubah Data ke Nilai Moneter

Contoh Ilustrasi langkah-langkah untuk merubah data ke nilai moneter
1. Fokus pada unit yang akan  ditingkatkan
Jumlah keluhan pelanggan – diharapkan turun setelah adanya program pelatihan
2. Menentukan nilai setiap unit
Menggunakan tenaga ahli internal, biaya rata-rata untuk menyelesaikan satu keluhan pelanggan hingga tuntas diperkirakan sebesar $ 1500
3. Menghitung perubahan  data unjuk kerja
Enam bulan setelah program pelatihan Customer Service selesai, jumlah rata-rata keluhan pelanggan per bulan turun sebanyak 10 kali. Atasan peserta memberikan estimasi bahwa kontribusi pelatihan atas penurunan itu adalah sebesar 20 % -- sehingga jumlah yang disumbangkan oleh adanya pelatihan bagi penurunan keluhan pelanggan adalah 2 kejadian/bulan. 
4. Menentukan besarnya perubahan tahunan
Selama setahun, maka jumlah total penurunan keluhan akibat training adalah 24 kejadian ( 2 * 12 bulan)
5. Menghitung nilai penghematan selama setahun
Jika biaya menangani keluhan pelanggan adalah $ 1500, maka jumlah penghematan yang bisa diraih setelah program pelatihan adalah = 24 x $ 1500 = $ 36,000,-

Menyusun Tabel Biaya Program

Menyusun tabel biaya melibatkan analisa atas semua biaya yang berhubungan dengan program pelatihan
Komponen biaya yang harus dimasukkan :
Biaya desain dan pengembangan program
Biaya semua bahan-bahan training kit (tas, binder, dll) yang dibagikan ke semua peserta
Biaya untuk fasilitator
Biaya fasilitas ruangan untuk program pelatihan

 Tabulating Cost of the Program

Komponen biaya yang harus dimasukkan :
Biaya transporat dan akomodasi peserta
Gaji dan benefit para peserta training
Biaya overhead dan administratif bagi bagian yang mengelola kegiatan training

Contoh Analisis ROI


Rangkuman Beaya : contoh


 Meningkatkan Efektifitas Pelatihan

Seberapa Efektifkah Program Pelatihan Anda?
Laporan Studi Broad and Newstrom (1992)  menunjukkan bahwa kurang dari 30%  dari apa yang diajarkan dalam training dapat ditransfer dalam pekerjaan sehari-hari dan memberikan dampak bagi peningkatan kinerja
Sumber: Broad, M., & Newstrom, J. W. (1992). Transfer of training: Action packed strategies to ensure high payoff from training investments. Reading, MA: Addison-Wesley.

Halangan bagi Efektivitas Penerapan Materi Training dalam Pekerjaan

  1.           Kurangnya dukungan dalam penerapan materi training ke dalam tugas sehari-hari di kantor
  2.           Gangguan atau interupsi dari lingkungan (kerja) secara langsung
  3.           Budaya organisasi yang tidak mendukung
  4.           Persepsi peserta training tentang program pelatihan yang tidak mungkin dipraktekkan
  5.           Terpisah dari dukungan dari fasilitator pelatihan

Transfer Matrix


 

Sebelum Training

Manager
  • Memasukkan aspek transfer pelatihan dalam performance appraisal
  • Melibatkan supervisor and trainee dalam proses analisa kebutuhan pelatihan
  • Menjelaskan kepada trainee tentang pentingnya training (tujuan objektif, isi, proses, dan penerapannya dalam pekerjaan)
  • Mereview isi instruksi dan bahannya
  • Ikut memonitor sesi training

Trainer

  • Menyesuaikan rencana training dengan rencana strategi organisasi
  • Mendesain materi pelatihan secara sistematis
  • Mendesain program peer-coaching dan sesi monitoring pasca kegiatan training
  •  

Trainee

  • Memberikan masukkan untuk perencanaan program training
  • Secara aktif mengeksplorasi beragam pilihan kegiatan training
  • Ikut serta secara aktif dalam kegiatan pre training, jika ada.
  •  

Selama Training

Manager

  • Mencegah interupsi dari tugas sehari-hari
  • Memantau kehadiran dalam training
  • Menghargai partisipasi para peserta training
  • Berpartisipasi aktif dalam penyusunan program transfer training ke dalam pekerjaan  
  • Merencanakan kegiatan untuk menganalisa sejauh mana materi training bisa ditransfer dan diaplikasikan  kedalam pekerjaan

Trainer

  • Mengembangkan materi yang berorientasi pada aplikasi (aplikatif)
  • Menjawab pertanyaan mengenai pentingnya training bagi proses pengembangan diri para peserta
  • Menyediakan tugas-tugas yang berkaitan dengan pekerjaan riil – bukan tugas yang terlalu konseptual
  • Memberikan feedback pada tiap peserta training

Trainee

  • Berpartisipasi secara aktif
  • Merencanakan aplikasi materi ke dalam pekerjaan sehari-hari
  • Membuat kontrak perilaku yang berisikan mengenai rencana aksi untuk meningkatkan keahlian baru dan perilaku positif selepas kegiatan training

 Setelah Training

Manager

  • Menyediakan peluang untuk menerapkan skill baru yang didapat dalam training
  • Melibatkan trainee dalam menyusun program transfer training
  • Menjadwalkan briefing trainee untuk para rekan kerja trainee
  • Menyampaikan ekspektasi untuk peningkatan kinerja paska kegiatan training
  • Mengatur secara proaktif sesi “training refreshment”

 Trainer

  • Menyediakan follow up support
  • Melakukan survei evaluasi dan memberikan masukan kepada setiap peserta
  • Mengembangkan dan mengadministrasi sistem penghargaan (recognition) bagi peserta yang mampu melakukan aplikasi materi training dengan baik.,
  • Memberikan sesi “training refreshment”

Trainee

  • Menerapkan  self-management improvement
  • Mereview kembali isi training dan skill yang telah dipelajari
  • Mengembangkan hubungan mentoring dengan pekerja yang lebih ahli dan berpengalaman
  • Menjaga kontak dengan rekan-rekan 

Posting Komentar

0 Komentar