WISC - Wechsler Intelligence Scale for Children (Skala Kecerdasan Wechsler untuk Anak-anak)
(Mudhar & Rafikayati, 2017). Dua subtes (khusus) tambahan di WISC:
• Labirin Subtest
Subtes ini berisi 8 labirin, dua yang pertama diberikan hanya untuk anak-anak berusia di bawah 8 tahun atau lebih dengan gangguan mental. Subtes ini didasarkan pada konsep bahwa kemampuan untuk merencanakan ke depan dan bergerak secara akurat dapat diprediksi melalui kertas yang berisi labirin. Kelebihan dari tes ini adalah subtes tidak menggunakan kata-kata (nonverbal), anak-anak merasa seperti bermain di subtes ini. Sedangkan kekurangan dari subtes ini adalah tidak terstandarisasi sebagai bagian dari WISC. Korelasi dengan skor total agak kurang.
Subtes ini mengharuskan anak untuk menemukan simbol yang sama dan memberikan tanda yang sesuai pada kotak kosong yang tersedia. Tes ini didasarkan pada konsep bahwa kemampuan untuk mempelajari simbol dan bentuk atau simbol dan angka, serta untuk membuat ulang kombinasi ini dengan kertas dan pensil dalam batas waktu adalah salah satu kriteria kecerdasan. Subtes ini mengukur ketangkasan motorik visual. Juga kemampuan menyerap materi baru yang disajikan dalam konteks hubungan. Kecepatan dan akurasi juga diperlukan. Subtes ini adalah yang tercepat untuk dikelola. Kekurangan dari subtes ini adalah anak-anak sering menganggap subtes ini tidak berkualitas, tidak menginspirasi dan anak-anak cepat bosan. Anak dengan koordinasi visual motorik yang rendah akan mengalami kesulitan dalam subtes ini.
Melalui tes WISC dapat menggambarkan berbagai aspek kecerdasan anak dan dapat mengukur kemampuan kognitif seseorang dengan melihat pola respon pada setiap subtes. Andayani (2001) mengungkapkan bahwa kemampuan yang diukur oleh masing-masing subtes meliputi:
1. Pengoperasian memori jangka panjang, kemampuan memahami, kemampuan berpikir asosiatif serta minat dan membaca anak.
2. Kemampuan anak untuk menggunakan pemikiran praktis dalam kegiatan sosial sehari-hari, sejauh mana akulturasi sosial terjadi, dan perkembangan hati nurani atau moralitasnya.
3. Kemampuan anak menggunakan konsep abstrak dari bilangan dan operasi bilangan yang merupakan ukuran perkembangan kognitif, fungsi nonkognitif yaitu konsentrasi dan perhatian, kemampuan menghubungkan faktor kognitif dan nonkognitif berupa berpikir dan bertindak.
4. Kemampuan menerjemahkan masalah dalam bentuk kata ke dalam operasi aritmatika.
5. Penyerapan fakta dan ide dari lingkungan dan kemampuan melihat hubungan dasar penting dari hal-hal tersebut.
6. Kemampuan belajar anak, jumlah informasi, kekayaan ide, jenis dan kualitas bahasa, tingkat berpikir abstrak, dan ciri-ciri proses berpikir.7. Identifikasi visual dari benda, bentuk, dan makhluk hidup yang sudah dikenal, dan lebih jauh lagi kemampuan untuk menemukan dan memisahkan sifat-sifat esensial dari non-esensial.
Setelah itu akan dibuat profil berdasarkan skala Bannatyne dari skor masing-masing subtes. Profil ini mengacu pada empat kelompok kemampuan, yaitu
(1) Kemampuan spasial yang meliputi skor pada subtes yaitu menyelesaikan gambar, merancang balok, dan merakit benda;
(2) Kemampuan konsep yang meliputi skor pemahaman, persamaan, dan subtes
kosakata
(3) Pengetahuan penyerapan yang meliputi skor pada subtes informasi,
menghitung, dan kosa kata; dan
(4) Kemampuan mengurutkan yang meliputi skor pada subtes rentang angka, menyusun gambar, dan mengkode (Andayani, 2001).
Melalui profil tersebut dapat memberikan gambaran secara umum bagaimana kemampuan seorang anak dan dapat digunakan untuk mendeteksi kesulitan belajar anak (Andayani, 2001). Beberapa penelitian juga telah menggunakan WISC untuk mengungkap gejala gangguan klinis pada anak, seperti disfungsi otak utama/kerusakan otak, gangguan emosi, ketidakmampuan belajar, kecemasan, kenakalan, dan lain-lain (Mudhar & Rafikayati, 2017).
Tanggapan: Tes kecerdasan Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC) adalah salah satu tes yang paling umum digunakan dalam psikologi dan sering digunakan oleh psikolog. Dimana tes ini mengukur fungsi intelektual yang lebih global dan digunakan untuk tes kecerdasan pada anak usia 5-15 tahun. Melalui tes WISC ini, kita dapat mendeskripsikan berbagai aspek kecerdasan anak, memberikan gambaran tentang kemampuan anak, mendeteksi kesulitan belajar anak dan dapat mengukur kognitif seseorang dengan melihat pola respon pada setiap subtes. Beberapa penelitian juga telah menggunakan WISC untuk mengungkap gejala gangguan klinis pada anak, seperti disfungsi otak utama/kerusakan otak, gangguan emosi, ketidakmampuan belajar, kecemasan, kenakalan, dan lain-lain.
0 Komentar