Apa itu Tes DAP (Draw A Person)?
Hasil tes tidak lolos |
Tes menggambar orang ini merupakan salah satu jenis tes psikologi yang dikembangkan oleh Florence Goodenough pada tahun 1926. Saat itu, tes ini dikenal dengan nama “Goodenough Draw a Man Test”. Kemudian Dr. Dale B. Harris menyempurnakan dan mengembangkan tes ini pada tahun 1963 yang kemudian diberi nama “Goodenough-Harris Drawing Test”. Hingga saat ini, tes ini dikenal sebagai DAP (Draw A Person Test). Tes ini adalah tes sederhana. Tidak ada hambatan bahasa, budaya atau komunikasi antara penguji dan peserta tes. Tes ini juga sangat universal digunakan dalam berbagai tujuan psikologis. Di Indonesia, tes menggambar orang ini banyak digunakan untuk seleksi pegawai swasta, pegawai BUMN, dan instansi lainnya. Dalam tes ini, Anda sebagai peserta tes diminta untuk menggambar tiga orang pada tiga lembar terpisah. Itu adalah gambar seorang pria. Gambar seorang gadis. Dan gambar Anda sendiri.
Sistem penilaian dalam tes ini cenderung QSS (Quantitative Scoring System) atau sistem penilaian kuantitatif. Itu tidak didasarkan pada bagus atau tidaknya citra, tetapi berdasarkan ukuran kuantitatif tertentu. 3 Pengukuran kuantitatif yang menjadi dasar utama penilaian adalah sebagai berikut: • Proporsi anggota badan. Semakin proporsional (seimbang perbandingan ukuran satu bagian tubuh dengan yang lain), semakin tinggi skor yang Anda dapatkan
• Kelengkapan bagian tubuh. Semakin lengkap semakin tinggi nilainya. Termasuk kepala, leher, badan, tangan, kaki, dan sebagainya.
• Detail gambar. Semakin detail gambar yang Anda buat, semakin tinggi skor yang Anda dapatkan. Tips Melakukan Tes DAP
1. Jaga tubuh dan pikiran Anda tetap rileks dan tenang. Dan berdoa agar diberikan kemudahan oleh Allah SWT.
2. Kerjakan setiap gambar dengan waktu rata-rata. Yaitu 10-15 menit. Jika terlalu cepat, gambar Anda cenderung tidak lengkap dan kurang detail. Jika terlalu lama, Anda dinilai sebagai orang yang lamban dan kurang waspada dalam beraktivitas.
3. Tambahkan karakteristik pada setiap gambar. Ketika membuat gambar laki-laki, maka harus menambahkan ciri-ciri laki-laki seperti kumis, janggut lurus, dll. Dan ketika membuat gambar perempuan, bentuk tubuh juga harus perempuan pada umumnya (pinggang ramping, memakai anting-anting). , dll.). Saat Anda menggambar diri sendiri, buatlah sedekat mungkin dengan diri Anda dan tambahkan karakter Anda sendiri. Misalnya, Anda gemuk, menggambar lemak. Anda tinggi, menggambar tinggi. Anda memiliki bekas luka di dahi, menggambar bekas luka di dahi. Dll.
4. Gunakan prinsip keseimbangan (proporsionalitas). Artinya ukuran setiap anggota tubuh relatif seimbang. Jangan sampai ada yang tidak seimbang. Jangan biarkan kepala terlalu besar atau terlalu kecil. Jangan biarkan kaki Anda terlalu panjang atau terlalu pendek. Dll.
5. Gunakan prinsip kelengkapan anggota badan. Semua bagian tubuh harus lengkap dengan gambar Anda. Mulai dari ujung rambut di kepala hingga ujung kuku di kaki. Semakin lengkap, semakin tinggi skor yang Anda dapatkan.
6. Gunakan prinsip detail. Semakin detail gambar Anda, semakin tinggi skor Anda. Semakin cerdas dan dewasa kedewasaan mental dan pikiran Anda, semakin kompleks dan detail gambar Anda, tidak sesederhana menggambar anak-anak. Jangan lupakan elemen berikut:
• Kepala, lengkap dengan rambut
• Wajah dan seluruh bagiannya (mata, hidung, telinga, alis, mulut, dll)
• Leher
• Tubuh
• Tangan dengan 10 jari lengkap dengan kuku
• Kaki dengan 10 jari lengkap dengan kuku
• Ciri-ciri (Jika anak laki-laki bisa menambah kumis dll, Jika anak perempuan berpinggang ramping, memakai gelang, dll. Jika Anda menggambar sendiri, tambahkan ciri-ciri Anda sendiri seperti kegemukan, tinggi badan, bekas luka, jerawat, tahi lalat, dll.)
• Aksesoris (Pakaian, kacamata, gelang, jam tangan, dll)
Sering gagal tes psikotes? Belajar di channel youtube kami banyak soal asli
7. Ingat! Sistem penilaian tes menggambar orang ini tidak didasarkan pada bagus tidaknya lukisan Anda (karena ini bukan tes untuk calon pelukis). Namun, berdasarkan tiga prinsip yang dijelaskan di atas (proporsional, lengkap, rinci).
Detail Menggambar Orang (Draw A Person)
Kepala. Gambar kepala ditafsirkan sebagai super-ego. Pusat pengendalian diri terhadap aturan (sosial, agama, dll). Kepala menunjukkan kebutuhan subjek akan eksistensi diri. Dapat dikatakan bahwa orang yang menarik diri secara sosial cenderung mengabaikan bagian kepala.
Mata. Penguatan pada mata diartikan sebagai seseorang yang berusaha mendapatkan perhatian lebih dari lingkungan sekitarnya.
Bibir. Citra bibir tebal atau penekanan pada bibir merupakan simbol kebutuhan untuk berkomunikasi atau keinginan untuk menonjol di lingkungan sekitar.
Leher. Penekanan pada leher merupakan simbol perasaan subjek cemas atau terkekang tentang hal-hal tertentu yang belum terselesaikan. Apa yang dikhawatirkan perlu dikaitkan dengan objek lain dari keseluruhan gambar.
Tubuh. Citra tubuh yang sederhana (hanya persegi atau oval) menunjukkan sikap kekanak-kanakan yang belum matang. Gambar dewasa akan lebih kompleks. Lengkap dengan aksesoris. Misalnya, dasi adalah simbol subjek yang ingin sukses di tempat kerja atau menunjukkan status sosial yang lebih tinggi dari keberadaannya saat ini. Contoh lain, misalnya cincin, jam tangan atau kalung/gelang, merupakan asosiasi kebutuhan akan kekayaan. Sekali lagi perhatikan keunggulan benda-benda ini.
Bahu. Bahu adalah simbol kekuatan fisik. Penguatan bahu menunjukkan subjek menyukai aktivitas fisik. Tidak ada bahu atau bahu kecil yang menunjukkan bahwa subjek tidak menyukai atau menghindari aktivitas fisik. Tidak adanya bahu juga berarti ketidakberdayaan subjek terhadap hal-hal tertentu yang berkaitan dengan kondisi fisik.
Lengan dan tangan. Tangan memegang peralatan tertentu dapat berarti bahwa subjeknya adalah orang yang aktif atau bertangan ringan. Tinju dapat berupa dendam atau dorongan kuat untuk menyelesaikan sesuatu. Tangan yang disembunyikan atau disimpan dalam saku dapat diartikan sebagai ketertutupan (introvert) juga dapat diartikan sebagai situasi konflik.
Kaki dan Kaki. Kaki adalah simbol pergerakan, stabilitas dan kekuatan subjek di lingkungan sekitarnya. Jika subjek tidak menggambar kaki, dapat diartikan bahwa ia tidak nyaman dengan keadaan saat ini. Kaki yang melakukan aktivitas (melompat atau berlari) menunjukkan bahwa subjek adalah orang yang memiliki mobilitas tinggi
0 Komentar