Pembahasan Psikotes intelegensi SPM (Matriks Progresif Standar)
Standard Proggressive Matrices (SPM) adalah tes inteligensi yang dirancang oleh J.C Raven pada tahun 1936 serta diterbitkan pertama kali di tahun 1938. SPM merupakan salah satu tes inteligensi yang dikenal luas di Indonesia. SPM yang dijumpai di Indonesia yaitu hasil revisi pada tahun 1960. Tes SPM mengukur kecerdasan orang dewasa. Tes ini mengungkapkan faktor umum (G faktor) atau kemampuan umum seseorang, yaitu kemampuan memahami figur yang tidak berarti dengan mengobservasi dan berpikir jernih saat mengerjakan tes, kemudian melihat hubungan antara figur yang ada yang mampu mengembangkan penalaran. Selain itu untuk mengukur kemampuan seseorang untuk membentuk hubungan persepsi. Tes SPM digunakan secara individual atau klasikal dan waktu penyajian yang dibutuhkan 30 menit (Kumolohadi & Suseno, 2012).
SPM sebagai tes non verbal artinya materi soalnya tidak diberikan dalam bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar. Selain itu juga SPM masuk dalam jenis tes speed karena bertujuan untuk mengukur kecepatan atau ketangasan dalam mengatasi masalah, skor biasanya menunjukan frekuensi masalah yang diatasi. SPM juga masuk dalam jenis tes individu maupun kelompok karena tes ini bisa dilakukan sendiri atau kelompok. Tes SPM memuat 60 soal yang didalamnya terbagi menjadi lima seri yaitu seri A, B, C, D dan E. Setiap seri terdiri dari 12 soal yang berbentuk gambar-gambar. Setiap soal terdiri dari satu gambar besar yang tidak lengkap dan terdapat pilihan jawaban untuk melengkapi gambar tersebut. Dalam penyajian tesnya, set A dan B menyediakan enam gambar kecil sebagai pilihan, sedangkan untuk set C, D, dan E, disediakan delapan pilihan. Penyusunan soal bertingkat dari soal yang mudah ke soal yang sukar (Rahmadani, 2019).
Secara operasional, subjek diberi soal dan diminta memilih jawaban yang paling tepat serta ia dapat menjawab di lembar jawaban khusus yang telah disediakan. Didalam tes SPM terdapat soal seri A nomor 1 dan 2 sebagai contoh soal sehingga dalam pengerjaannya soal seri A nomor 1 dan 2 dikerjakan oleh tester saat melakukan instruksi pengerjaan tes SPM. Subjek harus bekerja dengan cepat dan teliti pada saat tes dimulai sampai akhir tes (Kumolohadi & Suseno, 2012).
Pemberian skor dengan memperoleh nilai 1 untuk aitem soal yang dijawab benar dan memberi nilai 0 untuk jawaban yang tidak benar. Soal seri A nomor 1 dan 2 digunakan sebagai contoh dan harus dipastikan benar-benar secara teoritis rentang nilai akan bergerak dari 2 sampai dengan 60. Total jumlah jawaban yang benar-benar hanya dikerjakan oleh subjek yang kemudian akan ditafsirkan secara normatif menurut norma tes SPM (Kumolohadi & Suseno, 2012). Raven (dalam Kumolohadi & Suseno, 2012) menjelaskan bahwa tes SPM tidak memberikan skor berupa suatu angka IQ seseorang, melainkan dengan tingkatan (grade) kecerdasan menurut besarnya skor total dan usia subjek. Tingkat kecerdasan subjek foto berdasarkan nilai atas persentil sebagai berikut:
1. Grade I yaitu Intellectually superior ditujukan bagi subjek yang memiliki nilai persentil 95 ke atas
2. Grade II yaitu Difenitelly Above the Aavarage in Intellectual Capacity yang ditujukan bagi subjek yang memiliki nilai terletak diantara persentil 75 sampai dengan persentil 95.
3. Grade III yaitu Intellectually avarage ditujukan bagi subjek yang memiliki nilai terletak diantara persentil 25 sampai dengan 75.
4. Grade IV yaitu Difenitelly below the rata-rata dalam kapasitas intelektual yang ditujukan bagi subjek yang memiliki nilai terletak di antara persentil 5 sampai dengan persentil 25.
5. Grade V yaitu Intellectually defect yang ditujukan bagi subjek yang memiliki nilai yang terletak pada dan di bawah persentil 5.
Sering gagal tes psikotes kerja?
Sering Gagal Psikotes & Intervew Kerja?
SPM adalah alat tes yang lebih sederhana dan tugas yang diberikan juga lebih mudah. Namun melalui SPM, seseorang hanya dapat mengetahui kategorisasi atau tingkatan (grade) rata-rata dari inteligensinya (Kumolohadi & Suseno, 2012). Tanggapan: Standard Proggressive Matrices (SPM) adalah tes inteligensi yang dirancang oleh J.C Raven pada tahun 1936 serta diterbitkan pertama kali di tahun 1938. Standard Progressive Matrixes, merupakan salah satu tes inteligensi yang dikenal luas di Indonesia. Digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam hubungan persepsi, sehingga dapat mengungkapkan sejauh mana seseorang memahami figur yang tidak berarti dengan mengobservasi dan berfikir jernih pada saat hubungan antara figur yang ada pada berpikir mampu mengembangkan penalaran. Menurut pendapat saya, SPM adalah alat tes yang lebih sederhana dan tugas yang diberikan juga lebih mudah.
0 Komentar